Leaves #1: Suzuha's Way of Thinking
- Vee

- May 5, 2019
- 2 min read
Updated: Mar 30, 2021
Pagi itu pagi yang cukup cerah. Kicauan kawanan burung di luar sana bahkan mampu membangkitkan keinginan Michika untuk bersenandung. Gumaman itu semakin terdengar menenangkan ketika cangkir-cangkir yang sedang dilapnya saling bersentuhan dan mengeluarkan denting halus.
"Pagi yang damai...," gumam Michika.
Ting! Ting!
Furin [1] yang tergantung di dekat pintu masuk kafe berbunyi tepat saat pintu itu terbuka. Sesosok pemuda masuk seraya menguap lebar. Diedarkannya pandangan sejenak sebelum akhirnya berhenti pada salah satu sosok wanita muda. "Michika-san, ohayou [2]."
"Ohayou, Rikkun. Butuh secangkir kopi?" tebak Michika.
Riku mengangguk.
"Segera disiapkan." Michika meletakkan cangkir yang sedang dilapnya dalam keadaan terbalik, lalu berbalik masuk ke dalam dapur.
Riku duduk di salah satu kursi bar, lantas kembali mengedarkan pandangan ke sekeliling. Pengunjung Leaves pada pagi ini tak terlalu ramai seperti biasanya. Hanya ada sekelompok pria berseragam kantor yang sedang duduk mengobrol di ujung sana.
Oh. Tampaknya Riku baru saja menyadari sesuatu. Pandangannya menangkap sesosok wanita muda lain yang sedang duduk seraya meremas rambutnya. Mata wanita itu tampak memerah, ditambah dengan kantung matanya yang membengkak dan menghitam. Aura suram melambai-lambai dari balik punggungnya.
"Rikkun."
Pemuda itu menoleh ke arah suara Michika yang menegurnya. Secangkir kopi panas disodorkan tepat ke hadapannya. "Sankyu [3]," ucapnya singkat. Setelah menyeruput kopinya, seketika Riku merasa mendapat energi tambahan. Ia menegakkan posisi tubuh, pandangannya kembali tertuju pada si wanita suram. "Apa yang terjadi dengan Suzuha-san?"
Michika tersenyum simpul. "Dia memikirkan satu hal sejak tadi malam."
Riku spontan meringis. "Berkaitan dengan pendapatan kafe yang semakin menipis?" tebaknya asal-asalan. Sebagai mahasiswa jurusan manajemen keuangan yang sedang sibuk mengerjakan tugas akhir, pikiran Riku langsung tertuju ke arah keuangan, pendapatan, dan hal-hal sejenis lainnya.
"Tanya saja padanya jika kau ingin tahu," katanya sambil lalu. Pekerja kantoran yang menjadi pelanggan pertama Leaves hari ini berjalan ke arah kasir, jadi Michika meninggalkan meja bar dan menghampiri meja kasir. Riku bisa melihat bahwa tiga pekerja kantoran lainnya memandang si wanita suram dengan pandangan takut.
Riku terkekeh. Mereka pasti tak percaya jika mengetahui bahwa wanita suram itu adalah pemilik Leaves.
Didorong rasa penasaran tentang apa yang sedang dipikirkan Suzuha, Riku turun dari kursi bar dan memutuskan untuk menghampiri wanita itu seraya membawa serta cangkir kopinya. "Ohayou, Suzuha-san. Bagaimana kabarmu?"
Menyadari bahwa ada seseorang di hadapannya, Suzuha mengangkat kepala. "Aizawa...," ucapnya dengan suara serak.
Riku mengangkat alis.
Suzuha terdiam sejenak, kemudian menatap Riku dengan sorot mata ingin tahu. "Menurutmu mana yang lebih dulu," katanya tertahan.
"Hm?" Sambil menyeruput kopinya, Riku menanggapi.
"... ayam atau telur?"
Riku tersedak.
***
Leaves #1: Suzuha's Way of Thinking
End
***
Glossary:
[1] Lonceng berbentuk mangkuk yang digantungkan tali di dalamnya [2] Selamat pagi [3] Pengucapan 'thank you' dengan aksen Jepang



Comments